BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem informasi akuntansi merupakan
salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam
mengangani kegiatan operasionalnya sehari-hari untuk menghasilkan
informasi-informasi akuntansi serta informasi lainnya mengenai proses bisnis
perusahaan yang diperlukan oleh manajemen dan pihak-pihak terkait lainnya
sehubungan dengan pengambilan keputusan dan kebijakan-kebijakan lainnya.
Dalam
era globalisasi saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah
pesat, sehingga banyak sekali menawarkan kemudahan-kemudahan dalam menjalankan
aktivitasnya, baik merupakan pekerjaan ringan dalam rumah tangga maupun
pekerjaan rumit dalam dunia industri/perusahaan, sehingga pada akhirnya kita
dimanjakan oleh teknologi tersebut.
Kehadiran teknologi ini dimaksudkan
untuk mencapai hasil yang lebih baik dengan efektif dan efisien yang tinggi.
Dan ketika teknologi merajai di berbagai bidang usaha hal ini yang menjadi
dasar penerapan dalam sebuah aplikasi nyata penggunanaan media komunikasi dan
pengolahan data pada perusahaan.
Untuk mendampingi perkembangan
teknologi informasi, struktur organisasi yang baik juga perlu dibentuk oleh
suatu perusahaan PT Arai dimiliki oleh Pak Hirata
adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan dan penjualan produk
baja anti kara.
Sistem organisasi pada PT Arai
tersebut harus memiliki sistem organisasi yang baik menurut oengendalian intern
dan sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan agar pekerjaan masing-masing
bagian bisa efektif dan efisien.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Mulyadi
(2001 : 2) “Suatu sistem pada
dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lain
yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Dari defenisi
tersebut dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem yaitu
sebagai berikut :
a. Setiap
sistem terdiri dari unsur-unsur
b. Unsur-unsur
tersebut adalah bagian yang terpadu dari sistem yang bersangkutan.
c. Unsur
suatu sistem bekerja sama untuk mencapai tujuan system
d. Suatu
sistem merupakan bagian dari sistem yang lain yang lebih besar.
Menurut James A.
Hall (2001 : 7) “Sistem informasi
adalah sebuah rangkaian
prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses, menjadi informasi, dan
didistribusikan kepada para pemakai”. Menurut Bodnar dan Hopwood (2003 : 1)
“Sistem Informasi Akuntansi adalah Kumpulan sumber daya, seperti manusia dan
peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi
informasi”.
Menurut
Widjajanto (2001 : 2) “Sistem adalah Sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu
input, proses, dan output”.
Menanggapi
pengertian dari Sistem Akuntansi ini Bastian (2001 : 151) mendefenisikan
sistem akuntansi ini sebagai berikut Sistem Akuntansi adalah “Organisasi
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manjemen guna menentukan dasar
kebutuhan informasi”.
Dalam arti luas
ungkapan “sistem“ ternyata
telah disamakan maknanya dengan ungkapan “cara“. Sehingga kita akan dapat
membaca rangkaian kata seperti: sistem penilaian, system pengawalan, sistem
perwasitan, dan lainnya. Pada dasarnya sesuatu dapat disebut sistem apabila
memenuhi dua syarat .
Pertama adalah memiliki
bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai tujuan
tertentu. Bagian-bagian itu disebut subsistem atau ada pula yang menyebutnya
sebagai prosedur.
Agar sistem
dapat berfungsi secara efisien dan efektif, subsistem-subsistem atau
prosedur-prosedur itu harus saling berinteraksi antar satu dengan lainnya.
Interaksi ini bisa tercapai terutama melalui komunikasi informasi yang relevan
antar subsistem. Namun demikian, biasanya antara subsistem dengan subsistem
lainnya tidak dapat dilihat garis pemisahnya secara tegas, karena interaksi
yang terjalin anatara subsistem itu demikian kuatnya dan acapkali saling
bertumpang tindih.
|
|
|
Romney dan Steinbart (2004:3)
membagi SIA menjadi lima komponen:
1. Orang-orang
yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan
2. Prosedur-prosedur,
baik manual maupun yang terotomatisasi yang berbagai fungsi dilibatkan dalam
mengumpulkan, memproses dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas
organisasi.
3. Data
tentang proses-proses bisnis organisasi.
4. Software
yang dipakai untuk memproses data organisasi.
5. Infrasturuktur
teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan
Kelima komponen tersebut secara
bersama-sama memungkinkan suatu system informasi akuntansi memenuhi tiga fungsi
pentingnya dalam organisasi, yaitu:
1. Mengumpulkan
dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan organisasi,
sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas tersebut, dan para pelaku yang
terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai
dan pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang
telah terjadi.
2. Mengubah
data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk
3. Membuat
keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
4. Menyediakan
pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi termasuk data
organisasi untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan,
akurat dan handal. pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk
komunikasi jaringan.
Boockholdt
(1999) menyatakan, “Information system is a set of organized procedures that,
when executed, provides information to support decision making and control in
an organization.”
Moscove dan
Simkin (2001) menyatakan, “An information system is a set of interrelated
subsystems that work together to collect, process, store, transform information
for planning, decision making, and control.”
Connolly dan Begg (2002) menulis, “Information
system is the resources that enable the collection, management, control, and
dissemination of information throughout an organization.”
2.1.2 Pengertian
Sistem Akuntansi
Bodnar
dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A. (2000) mendefinisikan, “Sistem
Akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan catatan-catatan yang dibuat
untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis, mencatat,
dan melaporkan transaksi-transaksi organisasi dan menyelenggarakan
pertanggungjawaban bagi aktiva dan kewajiban yang berkaitan.”
Mulyadi (2001)
menulis, “Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir-formulir, catatan-catatan,
dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan.”
Gelinas dan Oram
(1996) menulis, “The accounting information system (AIS) is a specialized
subsystem of the management information system (MIS) whose purpose is to
collect, process, and report information related to financial transaction.”
Wilkinson dan
Cerullo (2000) menyatakan, “An accounting information ssytem is a unified
structure within an entity, such as business firm, that employs physical
resources and other components to transform economic data into accounting
information.”
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Bodnar dan
Hopwood (2000) seperti yang diterjemahkan Amir Abadi Jusuf, “Sistem Informasi
Akuntansi adalah sebagai sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah
data akuntansi menjadi informasi, tetapi istilah Sistem Informasi Akuntansi
diperluas mencakup siklus-siklus pemrosesan transaksi, penggunaan tehnologi
informasi, dan pengembangan sistem informasi.” Romney dan Steinbart (2003)
menulis, “Accounting Information System is the human and capital resources
within an organization that responsible for the preparation of financial
information and the information obtained from collecting and processing company
transaction.”
2.2
Komponen
Sistem Informasi Akuntansi
Romney dan
Steinbart (2003) menyatakan, “Sistem informasi akuntansi terdiri dari lima
komponen, yaitu:
1. People,
yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi.
2. Procedures,
baik yang manual maupun otomatis termasuk dalam kegiatan pengumpulan,
pemprosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan organisasi.
3. Data,
tentang kegiatan / proses bisnis organisasi.
4. Software,
digunakan untuk memproses data organisasi.
5. Information
technology infrastructure, termasuk didalamnya komputer, peralatan komunikasi
jaringan.
2.3
Pengendalian
Intern
2.3.1 Pengertian Pengendalian Intern
Istilah
pengendalian intern oleh sebagian orang diterjemahkan dengan istilah pengawasan
intern sedangkan sebagian lagi dikenal dengan istilah internal control. Menurut
Widjajanto, pengendalian intern adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi
struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam
perusahaan dengan tujuan untuk:
1. Mengamankan
aktiva perusahaan,
2. Mengecek
kecermatan dan ketelitian data akuntansi,
3. Meningkatkan
efisiensi, dan
4. Mendorong
agar kebijaksanaan manajemen dipatuhi oleh setiap jajaran organisasi.
Sedangkan
menurut Mulyadi, pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris, manjemen dan personel lain yang didesain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu: keandalan
pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan
efektifitas dan efisiensi operasi.
Sistem
pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek keteilitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manjemen.
Menurut
tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu:
a. Pengendalian
intern akuntansi ( internal accounting control )
Menurut
Tunggal, Pengendalian intern akuntansi adalah pengendalian yang meliputi
pengamanan terhadap kekayaan perusahaan sehingga diperlukannya catatan
akuntansi. Pengendalian intern yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para
investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan
keuangan yang dapat dipercaya.
b. Pengendalian
intern admistratif ( internal administrative control)
Pengendalian
intern administratif meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen.
2.3.2 Tujuan
Pengendalian Intern
Tujuan sistem
pengendalian intern yang efektif dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Untuk
menjamin kebenaran data akuntansi
Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat
diuji ketepatannya untuk melaksanakan operasi perusahaan. Contoh ; harga jual
barang jadi sebagian ditentukan berdasarkan data baiya produksi, jumlah barang
jadi yang akan diproduksi dipengaruhi oleh jumlah persediaan barang yang berada
di gudang perusahaan dan pesanan yang belun dikirim karena menunggu persediaan
barang yang berada di gudang perusahaan dan pesanan yang belum dikirim karena
menunggu pengangkutan.
Sistem pengendalian akuntansi intern bertujuan untuk
mengamankan atau menguji kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat
dipercaya dengan jalan mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan pada saat
yang tepat.
2. Untuk
mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya
Mencegah atau menemukan
harta yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang tepat.
3. Untuk
menggalakkan efisiensi usaha
Pengendalian
dalam suatu perusahaan juga dimaksudkan untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan
yang berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan terhadap semua aspek usaha
termasuk pencegahaan terhadap penggunanan sumber-sumber dana yang tidak
efisien.
4. Untuk
mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan Manajemen.
Manajemen
menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem
pengendalian intren memberikan jaminan akan ditaatinya prosedur dan peratuaran
adalah jaminan akan ditataatinya prosedur tersebut pada perusahaan.
2.3.3 Aktivitas Pengendalian
Fisik
a.
Otorisasi Transaksi
Tujuan
; Untuk memastikan bahwa semua transaksi yang diproses oleh sistem informasi
valid dan sesuai dengan tujuan dari pihak manajemen.
b.
Pemisahan Tugas
Tujuan
;
1. Agar
otorisasi transaksi terpisah dari proses transaksi. Contoh proses pembelian hanya boleh
dilakukan jika ada permintaan lain dari pihak otorisasi persediaan, bahwa
barang yang diminta tidak ada atau kurang.
2. Tanggung jawab
pemeliharaan asset harus dipisah dari tanggungjawab pencatatan. Contoh mesin
tanggungjawab pemeliharaannnya oleh departemen pabrik, sedangkan pencatatannya
oleh departemen harga atau akunting.
3. Struktur organisasi
harus dilaksanakan agar penipuan antara dua pihak atau lebih yang memiliki
tanggungjawab tidak dapat disatukan. Contoh pembelian barang dan pembayaran
dilakukan oleh orang yang berbeda.
c.
Supervisi
Meminimalisasi
terjadinya atau adanya pengawasan.
d.
Pencatatan Akuntansi
Dari
dokumen sumber, jurnal, buku besar, dan lain-lain. Catatan ini bisa dijadikan
pengendali atas transaksi yang terjadi.
e.
Pengendalian Akses
Hanya
personal yang dapat mengakses aktiva penting dan catatan akuntansi.
f.
Verifikasi Independen
Yaitu
pemeriksaan independen sistem akuntansi untuk mengidentifikasi kesalahan
prosedur dan kesalahan penyajian.
2.3.4
Unsur
dan Struktur Pengendalian Intern
Mulyadi
(2001) menyatakan, “Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:
1. Struktur
organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
2. Sistem
wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
3. Praktek
yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4. Karyawan
yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Arens dan
Loebbecke yang diterjemahan Amir Abadi Jusuf mendefinisikan, “Struktur
pengendalian intern mencakup lima kategori dasar kebijakan dan prosedur yang
dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa
tujuan pengendalian dapat dipenuhi.” Kelima kategori ini disebut sebagai
komponen struktur pengendalian intern. Kelima komponen tersebut adalah:
1. Lingkungan
pengendalian
2. Penetapan
resiko oleh manajemen
3. Sistem
informasi dan komunikasi akuntansi
4. Aktivitas
pengendalian
5. Pemantauan
2.3.5
Pengendalian
Intern dalam Sistem Pembelian
Unsur
pengendalian intern dalam sistem pembelian digolongkan ke dalam tiga kelompok,
yaitu sistem pengendalian intern yang terdiri dari organisasi, sistem otorisasi
dan prosedur pencatatan, dan praktek yang sehat.
2.4
Organisasi
1. Fungsi
pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan.
2. Fungsi
pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi.
3. Fungsi
penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang.
4. Transaksi
pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi
penerimaan, fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi pembelian yang dilaksanakan
secara lengkap oleh hanya satu fungsi tersebut.
5. Surat
permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang, untuk barang yang disimpan
dalam gudang, atau oleh fungsi pemakai barang, untuk barang yang langsung
pakai.
6. Surat
order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau fungsi yang lebih
tinggi.
7. Laporan
penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang.
8. Bukti
kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi.
9. Pencatatan
terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung dengan surat
order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.
10. Pencatatan
ke dalam kartu utang dan register bukti kas keluar (voucher register)
diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
11. Surat
permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang.
12. Surat
order pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi pembelian.
13. Laporan
penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi penerimaan.
14. Pemasok
dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai pemasok.
15. Barang
hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah
menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian.
16. Fungsi
penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok dengan cara
menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan membandingkannya dengan
tembusan surat order pembelian.
17. Terdapat
pengecekan terhadap harga, syarat pembelian, dan ketelitian perkalian dalam
faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar.
18. Catatan
yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi
dengan rekening kontrol utang dalam buku besar.
19. Pembayaran
faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah
hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai.
2.5
Analisis
dan Perancangan Sistem
2.5.1
Pengertian
Analisis Sistem
Boockholdt
(1999) menyatakan, “System analysis is the process of examine an existing
information system and its environment to identify potential improvement.”
Bodnar dan
Hopwood (2000) yang diterjemahan Amir Abadi Jusuf menulis, “Analisis Sistem
meliputi formulasi dan evaluasi solusi-solusi masalah sistem, penekanan dalam
analisis sistem adalah pada tujuan keseluruhan sistem dan dasar dari semua ini
adalah analisis untung rugi diantara tujuan-tujuan sistem.”
Mcleod (2001)
seperti yang diterjemahkan Hendra Teguh menulis, “Analisis sistem adalah
penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang
baru atau diperbarui.”
2.5.2
Tujuan
Analisis Sistem
Gelinas dan Oram (1996) menulis,
“Tujuan analisis sistem adalah:
1. Mendefinisikan
masalah yang ada secara tepat.
2. Merencanakan
solusi alternatif.
3. Memilih
dan menentukan salah satu dari solusi alternatif yang ada.
4. Mengembangkan
spesifikasi logik untuk solusi yang telah dipilih.
5. Mengembangkan
kebutuhan fisik untuk solusi yang telah dipilih.
6. Membuat
anggaran belanja/budget untuk dua fase pengembangan sistem ke depan.
2.5.3
Tahapan
Analisis Sistem
Mcleod (2001) menyatakan, “Analisis
sistem dapat dibagi menjadi:
1. Mengumumkan
penelitian proyek.
2. Mengorganisasikan
tim proyek.
3. Mendefinisikan
kebutuhan informasi.
4. Mendefinisikan
kriteria kerja sistem.
5. Menyiapkan
usulan rancangan.
6. Menyetujui
atau menolak rancangan proyek.
2.6
STUDI
KASUS
PT Arai dimiliki oleh Pak Hirata
adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan dan penjualan produk
baja anti karat. Berikut adalah info yang berkaitan dengan proses bisnis PT
Arai :
·
Bahan baku Baja olahan
di impor dari negara tetangga dengan harga yang berfluktuatif mengikuti nilai
dolar, biasanya saat harga rendah PT Arai membeli bahan baku sebanyak-banyaknya
untuk menghemat biaya produksinya.
·
Proses pembuatan barang
melalui tiga proses, yaitu : Pengolahan, finishing, dan packing.
·
Dalam proses
produksinya PT Arai menggunakan mesin-mesin sederhana bantuan dari pemerintah.
·
Perusahaan menjual
barang hingga ke luar negeri.
·
Pek Hirata sebagai
pemilik berpendapat bahwa dia seharusnya juga turun langsung mengawasi
perusahaanya.
·
Proses produksinya
tidak tergantung dari banyak sedikitnya pesanan.
·
Penjualan dilakukan
secara kredit dan tunai, kebanyakan pembelian dengan kuantitas banyak bisa
dilakukan dengan kredit.
·
Dengan pangsa pasar
yang luas dan pendapatan yang tinggi pak Hirata tetap ingin melakukan efisiensi
dan efektifitas dari proses produksinya.
Sebagai
konsultan sistem anda diminta membuat organisasi yang baik menurut pengendalian
intern dan sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan agar pekerjaan
masing-masing bagian bisa efisien dan efektif sertakan juga tugas (Job Desc) dari masing-masing bagian dan
personal di dalamnya.
2.7
PEMECAHAN
STUDI KASUS
- Langkah pak Hirata membeli bahan baku sebanyak banyaknya saat harga dollar rendah cukup efektif dan efisien karena bahan baku tersebut dapat menjadi persediaan saat dollar melonjak.
- Saat dollar melonjak, pak hirata dapat memproduksi persediaan tersebut dengan hasil olahan dan dijual dengan harga tinggi sehingga mendapat keuntungan yang lebih atau berlipat.
- Proses pembuatan barang harus dipisahkan menurut tenaga ahlinya. Misalnya SDM A bertugas bagian pengolahan, SDM B bagian finishing, SDM C bagian packing. Agar pekerjaan lebih sempurna dengan spesifikasi tersebut.
- Pak Hirata sebaiknya tidak hanya mengandalkan mesin sederhana dari pemerintah namun juga harus menambah jumlah mesin atau mengganti mesin yang lebih canggih untuk mempercepat proses produksi sehingga perputaran penjualan semakin cepat.
- Pak Hirata sebagai pemilik juga perlu merekrut karyawan baru untuk membantu menjalankan proses pengawasan dalam produksi.
- Dengan kebijakan penjualan dengan kuantitas yang banyak bisa dengan kredit, pak hirata harus menentukan jatuh tempo kredit tersebut sehingga perputaran modal juga cepat dan meminimalisir gagal bayar.
2.8
JOB
DESCRIPTION STRUKTUR ORGANISASI
CEO
1. Merencanakan, mengelola dan
menganalisis segala aktifitas fungsional bisnis seperti operasional, sumber
daya manusia, keuangan dan pemasaran.
2. merencanakan dan mengelola
proses penganggaran, lalu mengamati dan menganalisis apabila ada kejanggalan
dalam praktiknya.
3. mengelola perusahaan dengan
tujuan strategis perusahaan dengan keefektifan dan biaya seefissien mungkin.
CIO
1. Mempelajari dan memahami secara
menyeluruh dan mendetail bisnis yang digeluti perusahaan.
2. membangun kredibilitas
direktorat sistem informasi yang dipimpinnya.
3. memasyarakatkan teknologi
informasi agar dipergunakan secara aktif untuk para karyawan perusahaan.
4. mencanangkan visi teknologi
informasi.
5. membuat suatu perusahaan
mendapat profit margin yang besar akibat adanya perubahan-perubahan teknologi,
pasar dan regulasi yang membawa dampak perubahan perilaku bisnis.
MANAGER SYSTEM DEVELOPMENT
Manajer
pengembangan sistem membantu memastikan bahwa proses dan mekanisme perusahaan
yang memadai, fungsional dan sesuai dengan rekomendasi atas kepemimpinan dan
standar industri. Mereka merencanakan dan mengkoordinasikan pemeliharaan,
upgrade dan implementasi sistem informasi.
DATA ADMINISTRATOR
Tugas-tugas
seorang administrator database bervariasi, tergantung pada job
description-nya, perusahaan, peraturan Teknologi Informasi (TI),
fitur-fitur teknis, dan juga kemampuan dari DBMS yang diberikan. Semua itu
termasuk pemulihan setelah bencana (backups and testing of backups), analisis
kinerja dan tuning, pemeliharaan data dictionary, dan desain
database.
DBA
- Pemasangan perangkat lunak baru - Ini adalah tugas DBA untuk menginstal versi baru dari perangkat lunak DBMS, aplikasi perangkat lunak, dan perangkat lunak lain yang berhubungan dengan administrasi DBMS. Penting bahwa DBA atau anggota staf IS menguji software baru sebelum pindah ke sebuah lingkungan produksi.
- Konfigurasi hardware dan software dengan sistem administrator – Dalam banyak kasus, perangkat lunak sistem hanya dapat diakses oleh administrator sistem. Dalam kasus ini, DBA bekerja sama dengan administrator sistem untuk melakukan instalasi perangkat lunak, dan untuk mengkonfigurasi hardware dan software agar berfungsi secara optimal dengan DBMS.
- Pengamanan administrasi - Salah satu tugas utama DBA adalah untuk memantau dan mengelola keamanan DBMS. Hal ini melibatkan penambahan dan menghapus pengguna, pemberian quota, audit, dan memeriksa masalah keamanan.
- Analisis data – DBA menganalisis data yang tersimpan dalam database dan membuat rekomendasi yang berkaitan dengan kinerja dan efisiensi penyimpanan data. Ini termasuk penggunaan indeks efektif, memungkinkan “Paralel Query” eksekusi, atau fitur khusus DBMS lainnya.
- Database design (awal) - DBA dapat terlibat di awal tahap desain database, hal ini bertujuan menghilangkan berbagai masalah yang mungkin terjadi. DBA tahu bahwa DBMS dan sistem, dapat menunjukkan potensi masalah, dan dapat membantu pengembangan kinerja tim dengan pertimbangan khusus.
- Data pemodelan dan optimasi – pemodelan data befungsi untuk mengoptimalkan sistem tata letak untuk mengambil yang paling keuntungan dari I / O subsystem.
- Bertanggung jawab atas administrasi perusahaan yang berhubungan dengan database dan analisis, desain, dan penciptaan database baru.
MANAJER TELECOMUNICATION
- Mengelola Teknologi Informasi dan sistem computer
- Bertanggung jawab pada kesiapan dan ketersediaan sistem komputer / aplikasi dalam lingkungan perusahaan
- Membuat dan/atau implementasi semua sistem dan aplikasi
- Merancang, mengelola dan mengawasi serta meng-evaluasi operasional dari sistem informasi (software dan aplikasi) dan pendukungnya (hardware, infrastruktur, telekomunikasi)
- Membuat dan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur TI (IT policy) termasuk kebijakan keamanan TI (IT security policy)
- Berkerja sama dengan TI vendor untuk merancang , membuat dan meng-implementasikan sistem atau aplikasi jika diperlukan
- Membuat dan mengawasi anggaran TI (budget) dan expenditures
MANAGER AND USER COMPUTER
Manajer End
User Computing bertanggung jawab atas pengiriman perusahaan dari pelanggan
menghadapi layanan teknologi. Posisi ini akan memimpin sebuah tim dibebankan
dengan memberikan kualitas tinggi, layanan biaya yang efektif termasuk klien
hardware komputasi dan perangkat lunak, dukungan service desk / bantuan, dan
pelayanan bidang. Posisi ini bertanggung jawab untuk bermitra dengan semua IT
dan kepemimpinan bisnis untuk mengembangkan strategi teknologi, implementasi
rencana, metodologi adopsi dan dukungan operasional untuk wilayah layanan yang
telah disebutkan sebelumnya. Manajer End User Computing bertanggung jawab untuk
terus berkembang penawaran produk dan strategi sourcing yang sejalan dengan
strategi bisnis untuk memastikan kinerja terbaik dan hasil untuk ABM.
Bertanggung
jawab atas pengiriman perusahaan dari pelanggan menghadapi pelayanan teknologi.
Dalam memimpin seebuah tim untuk memberikan kualitas yang tinggi, biaya yg
efektif termaksuk hardware, computasi, dan perangkat lunak dukungan service
desk. Bermitra dengan semua IT dan kepemimpinan bisnis untuk mengembangkan
strategi teknologi, implementasi rencana, metodologi adopsi dan dukungan
operasional
MANAGER COMPUTER OPERATION
Manajer
operasi komputer akan merencanakan dan mengkoordinasikan instalasi dan upgrade
perangkat keras dan perangkat lunak pemrograman dan desain sistem. Mereka akan
secara langsung mengawasi pekerjaan insinyur perangkat lunak komputer dan
programer. Mereka bertanggung jawab untuk koordinasi kerja antar departemen
terkait dan tidak terkait dalam perusahaan mereka. Mereka menganalisis
kebutuhan komputer dan informasi dari perusahaan mereka dari perspektif
strategis dan membuat keputusan tentang personel langsung dan jangka panjang
dan persyaratan peralatan. Mereka menetapkan dan meninjau pekerjaan bawahan dan
mempelajari teknologi terbaru untuk menjaga perusahaan mereka kompetitif.
Beberapa mungkin mengevaluasi teknologi terbaru untuk menentukan apakah mereka
akan berguna dan di perusahaan mereka kepentingan terbaik. Mereka juga dapat
terlibat dalam pengembangan persyaratan, anggaran dan penjadwalan untuk
proyek-proyek teknologi perusahaan mereka. Para manajer ini akan mengkoordinasikan
proyek-proyek tersebut dari pembangunan untuk pelaksanaan dan mengkoordinasikan
kerja antara klien, vendor dan konsultan. Ini biasanya proyek-proyek yang
digunakan untuk meng-upgrade keamanan
informasi perusahaan.
BAB
III
KESIMPULAN
Sistem
Informasi akuntansi sangatlah penting didalam suatu perusahaan. Sistem yang
berarti cara yang merupakan langkah yang harus disusun setiap perusahaan agar
meningkatnya nilai perusahaan itu sendiri. Misalnya komponen sistem akuntansi
yang meliputi people atau orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan
berbagai fungsi diberbagai bidang, istilahnya kemampuan seseorang sangatlah
dibutuhkan demi meningkatkan produktivitas perusahaan. Procedurs atau
langkah-langkah yang akan digunakan baik yang manual maupun otomatis termasuk
dalam kegiatan pengumpulan, pemprosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan
organisasi. Data tentang kegiatan/proses bisnis organisasi, software digunakan
untuk memproses data organisasi., dan Information Technology Insfrastructure
yaitu alat-alat yang digunakan termasuk didalamnya komputer, peralatan
komunikasi jaringan. Selain komponen sistem, unsur suatu sistem juga dibutuhkan
dalam bekerja sama agar tercapainya tujuan sitem.
Disamping itu ada sistem pengendalian
intern yang dapat diartikan sebagai pengawasan intern. Sistem ini harus
benar-benar terlaksana atau tersusun sesuai organisasi yang telah dibentuk oleh
suatu perusahaan agar dapat terhindar dari risiko-risiko yang mungkin terjadi.
Dibuatnya struktur organisasi dalam
suatu perusahaan akan sangat lebih efektif dalam membentuk sistem informasi dan
pengawasannya didalam setiap bidang sesuai job desk masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
B. Romney, Marshall dan Paul John
Steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi
Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.
W. Wilkinson, Joseph. 1995. Sistem Akunting dan Informasi. Jakarta:
Binarupa Aksara.
L. Whitten, Jeffrey, Lonnie D. Bentley
dan Kevin C. Dittman.
2005. System
Analysis and Design Methods. New York: McGraw Hill
Companies Inc.
Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.